sinopsis

Buku ini mengkaji pendekatan inovatif dalam terapi disleksia berbasis teknologi, dengan fokus pada model linguistik yang diterapkan melalui sistem Kinect-Based Dyslexia Therapy. Disleksia bukanlah penyakit, melainkan gangguan perkembangan neurokognitif yang memengaruhi kemampuan membaca dan menulis. Oleh karena itu, terapi yang efektif harus mempertimbangkan aspek neurolinguistik dan sensorimotor. Di dalam buku ini, dikaji konsep dasar disleksia dari perspektif neurosains dan linguistik, serta bagaimana pendekatan berbasis teknologi dapat mengatasi hambatan yang dialami anak penyandang disleksia dalam memproses informasi bahasa.

Pendekatan Kinect-Based Dyslexia Therapy yang digunakan dalam buku ini memanfaatkan teknologi sensor gerak untuk meningkatkan interaksi multisensorik dalam pembelajaran bahasa. Model terapi ini mengintegrasikan prinsip-prinsip linguistik kognitif dengan strategi pembelajaran berbasis gerakan, sehingga anak dapat mengalami pengalaman belajar yang lebih imersif dan adaptif. Studi kasus dan hasil penelitian yang disajikan dalam buku ini menunjukkan bahwa terapi berbasis gerakan tidak hanya meningkatkan keterampilan membaca dan menulis anak disleksia, tetapi juga memperkuat konektivitas saraf yang berperan dalam pemrosesan bahasa.

Secara holistik, buku ini menawarkan pendekatan sistematik yang mencakup teori, metode, implementasi, serta evaluasi efektivitas terapi Kinect-Based Dyslexia Therapy dalam menangani disleksia. Dengan mengintegrasikan ilmu linguistik, neurosains, dan teknologi, buku ini diharapkan dapat menjadi referensi bagi para akademisi, praktisi terapi wicara, pendidik, serta orang tua dalam memahami dan menerapkan strategi intervensi berbasis teknologi bagi anak penyandang disleksia. Model yang dikembangkan tidak hanya relevan dalam konteks terapi individual, tetapi juga dapat menjadi acuan dalam merancang kebijakan pendidikan inklusif berbasis teknologi pada masa depan. (*).